“HEH! MAU KE MANA LO?! JANGAN LARI!” Suara pemuda berusia belasan menggelegar di belakang Sani dan Febri. Celurit di tangan kanannya berkilauan tertimpa sinar matahari. Kedua bocah lelaki yang duduk di kelas lima SD jika masih bersekolah ini pun lari tunggang langgang. Sekuat tenaga mereka berusaha menghindar dari kejaran sang pemuda tanggung. Dengan napas memburu… Continue reading [Cerpen]: Sisi Temaram Kota Tua