Seperti biasa, gue pulang kantor naik bis karyawan, setelah itu naik angkot M38 sampai ke depan Roxy Square.
Sore tadi, gue sama Mila, naik angkot yang supirnya memiliki hasrat terpendam jadi seorang pembalap.
Yeah, ngebut maksudnya. Bukan ngebut terkendali ya, tapi ngebut ugal-ugalan. Si sopir kayaknya sih sedang berambisi mengejar angkot di depannya, entah apa motifnya, mungkin kesal karena (calon) penumpangnya diserobot? Atau kesal gara2 cintanya ditolak supir yang di depan? Ah, entahlah.
Yang pasti, sepanjang jalan, sopir kita ini ngebuuuuuuut bangetttttt, dan ngebutnya nggak enak banget sumpahhhhh dehhhhh gueeeee. Selain kami berdua, di dalam angkot isinya mayoritas adalah anak-anak (ehem, atau adik-adik) berseragam putih abu-abu. Kalo gue dan Mila mengeluh pusing dan mual dengan gaya nyetir si supir, ehhh si brondong2 ini malah ketawa-ketawa senang. Dasar anak mudaaaaaa, heran gueeee…
Ehem, *kembali sok cool*. Jadi intinya, satu peristiwa, dialami oleh orang yang berbeda, benar-benar bisa dilihat dari sisi yang berbeda. Maksud gue, sesuatu yang bisa kita anggap sebagai satu masalah, sebenarnya bukan masalah sama sekali kalau kita mau melihatnya dari sudut pandang berbeda. Dari sudut pandang orang lain, mungkin?
P.S: menurut EYD, yang bener itu supir atau sopir sih? (_ _”)
yang ini lucu dan ada makna yang dalem di balik cerita nya laph!!! keren
yang mengherankan EYD itu sopir
bukan supir ya? Kirain supir yang bener xP
makanya terhenyak pas tau sopir