Sharing is Caring

Rebranding TPI menjadi MNC TV

Suka nonton TV kan? Tau dong kalo sekarang ada MNC TV? Iya, yang dulunya TPI, sekarang jadi MNC TV. Beberapa bulan yang lalu, waktu lagi nonton TV, gue tiba-tiba aja kepikiran, kenapa pihak TPI sampe ganti nama ya? Dan bukan sekedar ganti nama sih kayaknya, tapi ganti image juga. Kalo lo perhatiin, dulu TPI image-nya adalah “TV Dangdut”, kalo sekarang MNC TV itu lebih ke “TV Olah Raga” sih menurut gue, dilihat dari kuantitas penyiaran siaran sepak bola yang cukup sering.

Walaupun gue bukan pemirsa TPI, (bukan merupakan pemirsa TV manapun sebenernya, gue jarang nonton TV), gue mengakui bahwa TPI memiliki pangsa pasarnya sendiri. Pangsa pasar yang sangat potensial untuk dibidik. Coba tolong sebutkan stasiun TV swasta nasional lainnya yang memiliki pangsa pasar akar rumput seperti TPI? Gue nggak bisa menyebutkan satu nama pun, karena stasiun TV lainnya rata-rata membidik pangsa pasar menengah. Ini yang menyebabkan TPI jadi kayak nggak punya saingan. Melenggang bebas di zona amannya.

Makanya, ketika MNC Group melakukan rebranding atas TPI, menjadi MNC TV, gue agak kaget. Bukannya MNC Group udah punya RCTI yang sudah membidik pangsa pasar keluarga menengah, dan Global TV yang membidik pangsa pasar anak muda? Buat apa di rebrand coba? Toh semua pangsa pasar sudah terbidik, tinggal optimalisasi kinerja masing-masing TV saja kan, agar menghasilkan keuntungan maksimal? Karena seperti yang kita tau, kecenderungan setiap perusahaan akan melebarkan sayapnya dengan berusaha membidik semua kalangan, seringnya sih dengan brand yang berbeda, agar ada citra yang jelas atas suatu brand di mata masyarakat (istilah kerennya sih brand positioning :P). Sebut saja Garuda Indonesia yang memiliki Citilink, untuk membidik pangsa pasar akar rumput. Atau Telkomsel, yang memiliki Kartu Halo, Simpati, dan Kartu AS, semua ditujukan untuk pangsa pasar yang berbeda. Pun dengan brand Aqua dan VIT. Aqua diposisikan lebih “mahalan” dibanding VIT.

Gue asalnya berpendapat mungkin MNC Group beranggapan bahwa TPI kurang menghasilkan, sehingga diputuskan untuk melakukan rebranding atas TPI. Untuk apa menjulurkan sayap membidik semua kalangan jikalau dengan fokus pada satu pangsa pasar akan lebih menguntungkan? Begitu mungkin perkiraan gue. Gue pun mencari tahu apa penyebab rebranding TPI ini, dan ketika gue tau kira-kira penyebabnya apa, gue jadi males ngebahasnya, haha. Ya, tampaknya sih rebranding TPI ini lebih karena merupakan unsur politis, bukan bisnis, which is I’m so NOT into politics.

Dari berbagai sumber yang gue baca, pihak MNC TV, diwakili oleh Head of Corporate Secretary MNC Group, Arya Mahendra Sinulingga, menyatakan bahwa pergantian nama itu semata-mata dilakukan untuk tujuan komersil.  Kenapa nama MNC TV yang dipilih sebagai pengganti nama TPI? Hal ini dilakukan karena MNC dianggap telah memiliki image yang baik di masyarakat, sehingga diharapkan itu dapat berdampak langsung terhadap peningkatan pendapatan dari MNC TV itu sendiri. Perubahan ini tidak terkait dengan kasus hukum yang tengah terjadi dalam perebutan hak milik TPI. Ya wajarlah pihak MNC Group menyatakan hal normatif kayak gitu, nggak mungkin kan mereka bilang yang aneh-aneh. -___-”

Jadi, PT Citra Televisi Pendidikan Indonesia (dikenal sebagai TPI) ini dulunya merupakan milik Siti Hardiyanti Rukmana (Mbak Tutut), yang merupakan pemberian dari ibunya, Siti Hartinah Soeharto (Bu Tien). Konflik perebutan hak milik TPI ini sebenarnya bermula sejak 2002, Hary Tanoesudibjo (pemilik MNC Group) bersedia membantu menangani utang-utang Mbak Tutut. Melalui anak usahanya PT Berkah Karya Bersama (BKB), ia sepakat mengambil alih utang Mbak Tutut senilai US$ 55 juta dengan kompensasi BKB akan memperoleh 75% kepemilikan di TPI.

Lalu pada Maret 2005, terjadi dua kali RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). RUPS versi Mbak Tutut, dan RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) versi Hary Tanoe (atau versi PT Berkah). Hary Tanoe mengadakan RUPSLB untuk mengambil alih kepemilikan saham TPI. Hasil dari RUPSLB versi Hary Tanoe ini bisa masuk ke sistem komputer di Sistem Administrasi Badan Hukum (Sisminbakum), yang dikelola oleh PT Sarana Rekatama Dinamika (SRD), salah satu perusahaan milik keluarga Tanoedibjo, sementara hasil RUPS versi Mbak Tutut tidak bisa masuk ke sistem tersebut. Belakangan, Yohanes Waworuntu, Direktur Utama PT SRD saat itu mengaku telah memblokir laporan hasil RUPS kubu Tutut atas perintah pemilik perusahaan, Hary Tanoesoedibjo dan Hartono Tanoesoedibjo.

Saat kepemilikan TPI ini masih disengketakan, Hary Tanoe melakukan rebranding atas TPI menjadi MNC TV pada tanggal 20 Oktober 2010 lalu. Dan resmi sejak tanggal 21 Oktober 2010, TPI berganti logo menjadi MNC TV di layar kaca. Perubahan ini konon membuat kubu Mbak Tutut geram karena ia tidak dilibatkan dan toh kepemilikannya masih disengketakan. Pihak Mbak Tutut menilai, usaha rebranding ini merupakan salah satu langkah yang dilakukan oleh pihak Hary Tanoe untuk menghilangkan image Mbak Tutut yang melekat sebagai pemilik TPI.

Lalu, pada tanggal 14 April 2011 lalu, digelar lagi sidang pembacaan putusan perebutan hak milik MNC TV, yang pada akhirnya dimenangkan oleh kubu Mbak Tutut. PT BKB dan PT SRD sebagai pihak tergugat dinyatakan bersalah secara perdata, dan wajib membayar ganti rugi sebesar 690 miliar rupiah, dan kepemilikan MNC TV dikembalikan kepada Mbak Tutut. Pihak Mbak Tutut sendiri sebelumnya telah berjanji akan melunasi hutang beserta bunganya kepada pihak Hary Tanoe.

Dan menurut Wakil Direktur MNC TV sekarang, Daniel Goenawan Reso, MNC TV akan kembali menjadi TPI. Tidak cuma berganti nama menjadi TPI, namun citra TPI akan dikembalikan ke asal, akar rumput, dengan menyajikan sinetron lokal dan acara dangdut.

Well, apapun yang sebenarnya terjadi di balik rebranding TPI – MNC TV – TPI lagi (nantinya), gue sih tetep lebih suka TPI menjadi TV akar rumput. Menurut gue, yang perlu diganti bukanlah citra atau nama atau pangsa pasar, tapi program-program TV nya yang harus dikembalikan agar sesuai dengan semangat awal pendirian TPI, yaitu sebagai stasiun TV pengedukasi pemirsa Indonesia. Karena selama ini gue menilai TPI lebih bertujuan untuk “menghibur” daripada “mendidik”. Yah, namanya juga komersialiasi, toh? :P

 

Referensi:

http://www.beritaterkini.asia/2010/10/tpi-tv-berubah-nama-menjadi-mnc-tv.html

http://www.mnctv.com/index.php?option=com_content&task=view&id=5&Itemid=26

http://www.newoes.com/mnc-tv-perubahan-nama-tpi/

http://www.politikindonesia.com/index.php?k=politik&i=12221

http://www.tribunnews.com/2011/04/15/mnc-tv-kembali-berubah-jadi-tpi

http://www.tribunnews.com/2011/04/15/mba-tutut-alhamdullilah-tpi-kembali

http://nasional.vivanews.com/news/read/172927-tutut-kembali-klaim-kuasai-tpi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s