Air panas mengucur dari teko. Menghantam bubuk hitam pekat yang telah disendokkan ke dalam cangkir putih berukir kuning. Seorang lelaki menyeruput minuman beraroma memabukkan itu setelah mengaduknya rata.
Satu teguk. Dua teguk. Tiga teguk.
Tak terasa, isi cangkir tandas, hanya menyisakan ampas. Sang lelaki yang kecewa pun mulai menggerogoti cangkir putihnya.
“Enak juga,” pikirnya riang.
Namun kelakuannya dipergoki oleh sang istri yang langsung berteriak kencang, “YA AMPUN, PAK. CANGKIR KESAYANGAN AKU KOK DIEMBAT JUGA. MAKAN INI AJA NIH!”
Sekotak penuh pecahan lampu neon disodorkan ke hadapan sang suami. Dengan mata berbinar-binar, lelaki yang telah bertahun-tahun tak pernah angkat bicara itu pun berkata, “Ah. Limbad suka ini. Saos tomat mana saos tomat?”