Fiction and Imagination

3. Dua Jendela

“Aku pulang ya.” Demikian kata sang pemuda tanggung kepada pujaan hatinya.

Lawan bicaranya, seorang gadis berkuncir kuda, menggangguk. Mereka baru saja pulang dari berkencan di festival alun-alun kota. Terbuai dengan semaraknya acara, tak ada yang sadar bahwa hari telah larut.

“Omong-omong, tadi bukunya jadi dibeli?” sang pemuda bertanya.

“Malas. Malas bacanya,”  jawab si gadis singkat.

“Malas baca?” kekasihnya membelalak, “buku itu jendela dunia lho.”

Gadis manis itu menghela napas, “Kamu jangan bahas jendela dunia dulu deh. Doakan saja aku selamat melewati jendela ini. Kalau Ibu tahu, aku tidak akan boleh keluar rumah selama seminggu.”

Semut yang menguping pembicaraan mereka dari balik jendela langsung melipir menjauh. Angin malam tak baik untuk kesehatannya.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s