“Aku pulang ya.” Demikian kata sang pemuda tanggung kepada pujaan hatinya.
Lawan bicaranya, seorang gadis berkuncir kuda, menggangguk. Mereka baru saja pulang dari berkencan di festival alun-alun kota. Terbuai dengan semaraknya acara, tak ada yang sadar bahwa hari telah larut.
“Omong-omong, tadi bukunya jadi dibeli?” sang pemuda bertanya.
“Malas. Malas bacanya,” jawab si gadis singkat.
“Malas baca?” kekasihnya membelalak, “buku itu jendela dunia lho.”
Gadis manis itu menghela napas, “Kamu jangan bahas jendela dunia dulu deh. Doakan saja aku selamat melewati jendela ini. Kalau Ibu tahu, aku tidak akan boleh keluar rumah selama seminggu.”
Semut yang menguping pembicaraan mereka dari balik jendela langsung melipir menjauh. Angin malam tak baik untuk kesehatannya.