Fiction and Imagination

2. Cangkir Kesayangan

Air panas mengucur dari teko. Menghantam bubuk hitam pekat yang telah disendokkan ke dalam cangkir putih berukir kuning. Seorang lelaki menyeruput minuman beraroma memabukkan itu setelah mengaduknya rata. Satu teguk. Dua teguk. Tiga teguk. Tak terasa, isi cangkir tandas, hanya menyisakan ampas. Sang lelaki yang kecewa pun mulai menggerogoti cangkir putihnya. “Enak juga,” pikirnya riang.… Continue reading 2. Cangkir Kesayangan