Hal pertama yang terlintas di kepala saat memulai hari, merupakan hal yang paling kau anggap penting dalam hidup.
Demikian potongan kalimat yang sedang kubaca di sebuah artikel. Aku menganggukkan kepala tanda setuju sambil merapikan letak bantal dan selimut. Sesaat sebelum tidur memang biasanya kuhabiskan dengan membaca. Bisa buku atau majalah, tergantung suasana hati. Dan malam ini, pilihanku jatuh pada sebuah majalah wanita metropolitan.
Tanganku berhenti membalik halaman. Pikiranku melayang, mencoba mengingat hal apa yang pertama terlintas setelah terlelap semalaman.
Dan sebagai jawabannya, aku menemukan satu hal:
Pekerjaan.
Setiap pagi, aku selalu memikirkan bagaimana cara untuk memulai hari agar berakhir sempurna. Atau paling tidak, berakhir menyenangkan. Dan karena aku menghabiskan sebagian besar waktu di kantor, mau tak mau aku harus memutar otak seputar pekerjaan di pagi hari.
Hal-hal semacam “pending item kemarin apa aja ya?”, atau “hari ini ngerjain apa dulu ya?”. Kurang lebih begitu.
Pikir punya pikir, profesiku sebagai akuntan publik benar-benar menyita waktu. Di saat orang kantoran pada umumnya pulang jam lima sore, terkadang aku baru bisa pulang jam lima pagi. Sama-sama jam lima, memang. Namun berbeda a.m dan p.m.-nya.
BIPPP BIPPP… BIPPP BIPPP… BIPPP BIPPP…
Aku tersentak kaget. Terbangun. Terbangun karena mendengar suara alarm harianku. Kulirik jam digital ponsel, dan mendapati sudah saatnya bangun. Aku menarik selimut yang membalut tubuh, memaksa untuk berdiri. Lalu terlihatlah sebuah majalah tergeletak ringsek tak berdaya di balik bantal guling. Oh, ternyata aku semalam tertidur begitu saja, bahkan tanpa merapikan majalah yang tak berdosa itu.
Sambil berusaha mengumpulkan nyawa yang masih berceceran entah di mana, aku berjalan ke kamar mandi.
Bip… bip… bip…
Langkah kakiku terhenti karena mendengar notifikasi pesan masuk. Setengah terhuyung, aku meraih ponsel yang tergeletak di atas tempat tidur. Sambil mengucek mata, aku mengarahkan kursor ponsel ke arah pesan baru. Mau tak mau, senyum tersungging di bibir kala membaca sebaris pesan sederhana itu.
Good morning, sunshine :D
Ah, dari dia. Lelaki manis nan periang yang akhir-akhir ini menemani keseharianku.
Dengan lincah, kuketikkan pesan balasan untuknya.
Morning to you too…
Seraya berbisik dalam hati,
Morning to you too, dear first-thing-on-my-head…finally, after months….
Mana cukup keberanianku untuk mengatakan bahwa ia adalah hal pertama yang terlintas di kepalaku pagi ini?
-THE END-
Komen utk tulisan: sangat sangat ngga diary kok. Cerita banget.
Komen utk isi: Curhat ceu? Haha
hahaha siaul. Ini beneran fiksi, tapi emang mungkin dekat ama keseharian gue.
Btw, gue jadi pingin bikin blog lain khusus fiksi. Khusus cerpen gitu, kayak si Faizal Reza. Buka blognya deh http://faizalreza.posterous.com
*uhukk*
Resek lo Den, emang!
Komen cuman uhuk doang! Hahaha
dalem banget..
Cerpen di aicom bisa?
Diusahakan ya..