Seperti kata orang bijak, terkadang yang membuat suatu hal itu penting, bukanlah karena hal apa yang disampaikan, melainkan bagaimana cara penyampaiannya.
Akan gue ceritakan salah satu contoh kejadiannya.
Jadi, beberapa hari ini, gue dan tim mengerjakan migrasi saldo keuangan dari sistem SAP lama (disebut juga dengan 300) ke SAP baru (biasa disebut dengan 600). Migrasi ini diperlukan karena memang diadakan remeasurement alias penilaian kembali terhadap aset dan kewajiban kantor gue. Nah, pencatatan terhadap remeasurement ini dilakukan di sistem lama oleh users. Tim gue selaku SAP Helpdesk merangkap Tim Migrasi pun mulai mengerjakan proses migrasi sejak dua hari yang lalu. Kami membagi pekerjaan berdasarkan company code. Kalau di kantor gue, satu company code itu mewakili satu branch office atau satu bagian head office.
Gue kebagian memigrasi 36 company code. Salah satunya adalah company code Frankfurt, Jerman. Ketika membandingkan laporan keuangan di SAP lama dengan SAP baru, gue melihat ada saldo negatif di Cash in Bank SAP lama sebesar kurang lebih USD 18 ribu. Saldo negatif ini terdapat di angka USD-nya saja, namun secara Euro atau Rupiah, angkanya positif. Sebagai informasi, saldo negatif Cash in Bank di pencatatan akuntansi artinya semacam “kantor gue punya saldo tabungan negatif di suatu bank.”
Aneh kan?
Lebih aneh lagi, seperti gue bilang, hal ini hanya terjadi di angka USD-nya saja.
Kemungkinan besar ada angka yang keliru kan di SAP lama?
Setelah gue telusuri, ternyata saldo negatif ini berasal dari postingan seorang lelaki, sebut saja dia Kampret. Gue pun meng-email si Kampret ini, mengkonfirmasi apakah angka ini akan langsung gue migrasi saja atau mau dia cek dulu bener enggaknya.
Dan, berikut balasan si Kampret.
Dear Mbak Grahita,
Untuk sementara di migrasikan dulu, nanti setelah 300 dan 600 sudah sesuai, selanjutnya melakukan koreksi yang kecil-kecil seperti hal tersebut.
Salam,
Kampret
Entah kenapa gue langsung naik darah membaca balasan emailnya tersebut. Asalnya gue mengira mungkin gue lagi PMS saja. Tapi, setelah dilihat lagi, tampaknya bukan tanpa alasan kalau gue jadi emosi jiwa. Coba tolong di garis bawahi kalimat “… selanjutnya melakukan koreksi yang kecil-kecil seperti hal tersebut.” Koreksi yang kecil-kecil. Pilihan kata yang sangat terkesan meremehkan.
Kalau mau mengikuti cara yang BENAR, seharusnya Si Kampret mengoreksi dahulu angka di SAP lama. Baru nanti gue memigrasikan angka tersebut ke SAP baru. Itu cara yang BENAR.
Namun setelah gue pikir-pikir, quite okay lah kalau dia me-request untuk dimigrasikan terlebih dahulu. Nanti setelah semua termigrasi, baru dia mengecek kembali hal-hal apa yang harus dikoreksi. Lalu gue akan memigrasi kembali hasil koreksiannya itu. Toh pada akhirnya, saldo di SAP lama dan baru akan benar semua. Yahhh, walaupun jadinya nggak enak di gue, yang harus kerja dua kali. Harus migrasi di awal, dan migrasi koreksian nantinya.
Setelah menarik napas gara-gara membaca email tersebut, gue pun memutuskan untuk meresponnya segera.
Bukan dengan cara menelepon ke ekstensionnya dan memaki-maki, “Heh! Ini bukan masalah angka kecil atau gede. Ini masalahnya ada Cash in Bank bersaldo negatif. Cuma angka USD-nya pula. Lo cek deh kertas kerja lo. Gimana ceritanya lo bisa posting sampe angkanya negatif gini?! Nyuruh gue langsung mindahin pula. Dasar monyet lo emang!”
Bukan. Bukan seperti itu.
Sebagai penganut paham “cara-penyampaian-adalah-kunci-penting-dalam-menentukan-jalan-ke-depan,” gue ingin dia tahu bahwa gue gak suka sama sekali dengan attitude-nya. Maka gue pun membalas emailnya seperti ini:
Dear Kampret,
Confirmed. Yang kecil-kecil gini biar saya migrasikan dulu.
Regards,
Grahita Primasari
Yes. Sarcasm is in my blood. Problem?
mengikik dengan reply an mbak Grahita,,hihihi
Abisnya emosi jiwa gue Jen. -_____-
Trus si Kampret reply apa bun?
Doi kagak reply apa-apa lagi Yor. Awas aja kalo dia ngebales lagi. *ngasah golok*
saya sebagai penganut paham ‘senggol-bacok’ jika berada di posisi mbaknya pasti akan langsyung menghunus telepon kemudian berkata-kata ‘yah-mbaknya-tau-lah-ya-kira-kira-saya-bakal-berkata-apa’ hihihihi
Tau. Banget. Hahaha. Gak lama kan si Onnie ngemail doi untuk permasalahan yang mirip2, balesannya udah gak pake “yang kecil-kecil” sok ngeremehin gitu. Dia ganti jadi “item-item tertentu”. *ngakak*
Sarkasme gue berhasil berarti. Yes! *mengepalkan tangan*
suka banget ama postingan inih!
Pas baca dah kuatir aja kalo si kampret adalah penganut aliran otak bebal. Hahaha. Damailah dunia pekantoran kalo begitu.
Ini baru sepersekian dari kelakuan Si Kampret. But thanks to him, I got so many ideas to be written down. :))))
Kalau dari emosinya, tulisan ini kayaknya akumulasi kekesalan terhadap si kampret :D
Untungnya jarang berurusan sih Put, jadi jarang sebelnya. –“