Akhir-akhir ini gue ngerasa banyak banget hal yang berseliweran di kepala gue. Bukan. Bukan berarti gue lagi punya banyak masalah. Gue mikirin hal-hal kecil yang menarik untuk dibahas menurut gue. Setiap orang punya standar menarik yang berbeda, kan? :) Akhir-akhir ini kalo ada hal yang pingin gue share di blog ini, gue pasti catet dulu kalimat intinya di Andrew (hape gue, kalo kalian belum kenal :P). Dan, tadi gue baru sadar kalo Andrew udah menampung 8 calon cerita, tanpa gue tahu mana yang akan gue angkat ke permukaan terlebih dahulu.

Okay, gue akan membahas tentang jenis kelamin, yang lainnya menyusul. Kalo kalian dulu bisa memilih, kalian akan memilih dilahirkan jadi laki-laki atau perempuan? Alasannya apa?
Waktu gue berumur 6-7 tahunan, pada suatu momen, gue pernah bingung kenapa nyokap gue masih sibuk di dapur ataupun beres-beres rumah, walaupun sebenernya ada si mbak. Sementara bokap gue nggak gitu. Kenapa nyokap gue bikinin kopi buat bokap gue, tapi bokap nggak pernah terlihat melakukan hal serupa untuk nyokap gue? Waktu gue tanya, nyokap gue cuma menatap gue lembut sambil tersenyum, “itu tugas wanita”, katanya.
Gue pun bertanya lagi, “kenapa begitu? Terus tugas laki-laki apa?” Nyokap gue menjawab “tugas laki-laki itu kerja, punya penghasilan buat keluarga.” Gue bertanya lagi “lah kan mama juga kerja?”. Gue inget saat itu nyokap gue memilih untuk menyibukkan diri dengan sesuatu yang lagi dia potong-potong daripada menjawab pertanyaan gue. Gue yang masih bocah pun membalikkan badan meninggalkan dapur dan pertanyaan itu seakan terlupakan.
Beberapa tahun kemudian, gue menyadari tugas lelaki salah satunya adalah menjaga wanita, melindunginya dari marabahaya, gara-gara novel romantis yang gue baca. Silahkan bilang yeah, rite, hahaha. Tapi gue jadi inget lagi bokap gue sering banget pergi ke luar kota, pulang beberapa bulan sekali karena profesinya memang menuntut demikian. Dan saat bokap gue lagi nggak ada, yang bertugas gembok pagar rumah tiap malem itu gue sebagai anak sulung, seringnya sih diingetin nyokap gue. Hal itu membuat gue berpikir lagi, wanita mau nggak mau emang harus bisa menjaga dirinya sendiri, nggak tergantung dengan lelaki manapun.
Gue nggak tau gimana di lingkungan kalian, tapi di lingkungan gue, wanita terlihat sangat tough akhir-akhir ini. Zaman kuliah, sibuk organisasi, cewek-cewek pada ngangkut konsumsi atau kardus air mineral, itu udah hal yang sangat terbiasa terlihat. Zaman kerja, cewek-cewek diperlakukan sama seperti laki-laki. Lembur sampai pagi, itu nggak kenal jenis kelamin, laki atau perempuan, semua sama. Bahkan tak jarang, cewek-cewek terlihat lebih kuat dan mandiri dibandingkan laki-laki. No offense, gue cuma menceritakan apa yang gue lihat dan rasakan.
Balik lagi ke topik asal. Mau pilih jadi laki-laki apa perempuan? Gue jujur sih lebih pingin jadi laki-laki. Kenapa? Mungkin karena gue merasa laki-laki itu makhluk yang kuat dan dapat diandalkan. Mungkin karena gue mikir lelaki itu enak, pulang kerja bisa leyeh-leyeh di rumah. Mungkin karena gue merasa lelaki itu hidupnya lebih punya banyak kesempatan di karirnya.
Gue yakin di antara kalian ada yang nggak sepakat dengan kalimat terakhir gue. Wanita juga punya banyak kesempatan di karir, tapi tetap nggak sebanyak laki-laki. Buka mata dan lihat keadaan sekitar. Menteri wanita ada berapa orang? Anggota DPR wanita ada berapa orang? Nggak usah jauh-jauh deh, big boss kalian yang wanita, ada berapa orang? Berapa persen keberadaan wanita apabila dibandingkan dengan laki-laki?
Tapi gue dilahirkan sebagai wanita, dan gue menikmatinya. Gue menikmati setiap tantangan yang datang dan pergi dalam hidup gue. Gue akan bersiap-siap untuk menikmati salah satu tantangan terbesar dalam hidup gue, yaitu bekerja sambil mendidik anak, bukan cuma mengurus.
Ah, jangan terlalu visioner, udah ngomongin anak aja, lakinya dulu lahhhh hahahaha :P
P.S: gue jadi inget ada yang pernah bilang ke gue “gampanglah kalo mau jadi cowok, tinggal ke Thailand aja”. *tendang*
P.S lagi: entah kenapa gue sering nggak konsisten memakai suatu kata atau frase. Di post kali ini, gue memakai istilah cewek, perempuan, dan wanita sekaligus. Gue sadar atas ketidakkonsistenan ini, tapi gue udah males ngedit, toh kalian ngerti ini kan? Hahaha