Fiction and Imagination

c. Tempat Sampah Masyarakat

“Dasar sampah masyarakat,” umpat Sam sambil melipat koran paginya. Euis yang sedang mengoleskan selai ke roti menolehkan kepala. “Kenapa Pa?” Sam membuang pandangan keluar , menikmati suara gemericik anak sungai yang mengalir melewati villa mereka di Puncak. “Empat supir angkot memperkosa seorang gadis dan kemudian membunuhnya. Sampah masyarakat, right?” Sam menyeruput kopi susunya, “fortunately, all… Continue reading c. Tempat Sampah Masyarakat

Fiction and Imagination

III. Sampah?

“Sampah banget gak sih?” sambil tertawa aku menceritakan kepada sahabatku mengenai gombalan lelaki yang mengajak lunch date tadi siang. “Jangan sampah-sampah gitulah. Ntar suka lho,” jawab Yogi. “Ya sukalah. Siapa yang enggak, coba?” dengusku sebal. “Lah kalo suka kenapa bilang sampah?” Yogi memiringkan kepalanya, menatapku bingung. “Hmm, jadi gini Gi. Saat cewek bilang ‘sampah banget… Continue reading III. Sampah?