“Dasar sampah masyarakat,” umpat Sam sambil melipat koran paginya.
Euis yang sedang mengoleskan selai ke roti menolehkan kepala.
“Kenapa Pa?”
Sam membuang pandangan keluar , menikmati suara gemericik anak sungai yang mengalir melewati villa mereka di Puncak.
“Empat supir angkot memperkosa seorang gadis dan kemudian membunuhnya. Sampah masyarakat, right?” Sam menyeruput kopi susunya, “fortunately, all of them were caught last night.”
“Baguslah. Penjara memang tempat yang cocok untuk sampah masyarakat,” respon Euis.
Georgia yang sedang menonton televisi tertarik untuk menimpali pembicaraan kedua orang tuanya.
“Berarti, aku boleh buang ini di penjara dong Ma?” tanyanya polos.
Euis melemparkan senyum sayang ketika gadis kecilnya itu mengeluarkan sampah bungkus permen dari saku celana pendeknya.